Diagram Tegangan Regangan


Diagram tegangan regangan (stress-strain diagram) merupakan diagram yang menggambarkan hubungan tegangan regangan suatu material.

Diagram Tegangan Regangan diperoleh dari hasil uji tarik (tensile stress) pada suatu spesimen. Spesimen uji tarik (tensile stress speciment) ada dua macam, plat dan silindris seperti gambar berikut

sumber gambar di sini
Tegangan axial diperoleh dengan membagi gaya beban (load) P dengan luas penampang melintang (cross section area) A. Ketika beban dibagi luas penampang awal, tegangan ini disebut tegangan nominal (nominal stress), atau juga ada yang menyebutnya tegangan rekayasa (engineering stress).

Nilai yang lebih tepat (akurat) dari tegangan axial tersebut disebut tegangan sejati (true stress). Tegangan sejati diperoleh dari pembagian beban dengan luasan aktual pada penampang melintang yang berubah saat terjadi kegagalan. Luas penampang saat ditarik (tension) nilainya selalu lebih kecil dari luas penampang awal/sebelumnya, karena itu nilai tegangan sejati lebih besar daripada tegangan rekayasa.

Setelah melakukan uji tarik dan menentukan tegangan dan regangan pada variasi beban (load), kita dapat membuat diagram tegangan-regangan.  Material yang kan dibahas adalah sructural steel, juga dikenal sebagai mild steel atau low-carbon steel. Structural steel merupakan material yang penggunaannya sangat luas.

Seperti gambar di atas, tegangan diplot pada sumbu horisontal dan tegangan pada sumbu vertikal.
Diagram dimulai dari sumbu awal O ke titik A, yang menunjukan hubungan antara tegangan dan regangan di awal linear.

Titik A merupakan titik elastis atau batas proposional (propotional limit) di mana pada titik ini perubahan logam masih dalam keadaan elastis dan jika titik ini dilampaui, maka akan terjadi perubahan plastis pada logam tersebut

Kemiringan garis OA adalah modulus elatisitas karena garis tersebut menggambarkan hubungan tegangan dibagi regangan linear. Daerah ini juga disebut daerah linear atau elastis.

Setelah melewati titik A, tegangan mulai bertambah lebih cepat untuk setiap penambahan tegangan. Kosekuensinya, kemiringan kurva tegangan regangan semakin mengecil sampai pada titik B.

Titik B disebut Titik Yield (luluh). pada titik ini tegangan yang terjadi disebut yield strength. Bila titik ini dilampaui maka akan terjadi perubahan regangan tanpa adanya pertambahan tegangan, dan regangan ini terjadi relatif cepat. Untuk batas Yield ini dapat dibedakan dengan mudah untuk logam yang liat, tetapi untuk logam yang keras, batas yield ini sukar ditentukan. 

Setelah melalui daerah luluh BC, baja memulai pengerasan regangan.  Selama pengerasan regangan, material mengalami perubahan struktur kristal. Pertambahan panjang pada spesimen uji ini membutuhkan beban tarik yang lebih besar. Sehingga terjadi kemiringan positif dari C ke D. Beban akhirnya mencapai nilai maksimum di titik D.

Titik D disebut titik ultimate, dan tegangan yang terjadi di titik ini disebut, tegangan ultimate. Peregangan selanjutnya akan membawa spesimen kepada kegagalan di titik E atau disebut titik fracture, dimana pada titik ini specimen akan patah.

Postingan populer dari blog ini

Menggambar Teknik Mesin : Gambar Potongan Dasar

Teknik trim pada sampungan pipa dengan socket fitting

Hukum Hooke, Modulus Elastisitas, & Poison Ratio