Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Saudara ku di Surakarta

Gambar
Surakarta atau biasa disebut dengan Solo, kota yang bertajuk The Spirit of Java  ini terkenal dengan batiknya merupakan kota dengan nuansa budaya jawa yang kuat. Hampir semua orang mengenal kota ini lewat lagu daerahnya yang terkenal Bengawan Solo . Di kota ini saya memiliki saudara, Mbah Medi namanya. Dia adalah putranya adiknya ibunya mbah putri (dari garis ibu) saya. Namun, hubungan darah yang jauh itu tak membuat keluarga kami memutuskan tali silaturahim. Seingat saya, pertama kali saya mengunjunginya sewaktu saya duduk di bangku SMP. Sewaktu itu saya tinggal di Madiun. Pohon mangga di depan rumah mbah Medi, Colomadu Saat itu, Mbah Medi dengan Mbah Parni tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana. Di depan rumah tersebut mereka membuka warung kecil-kecilan plus wartel (warung telepon). Mbah Medi sendiri bekerja sebagai karyawan telkom di kota Solo. Namun, terakhir saya mengunjunginya untuk urusan tes pekerjaan di Solo pada bulan Oktober tahun lalu. Kondisi mereka lebih

Dear Boss. I quit

Gambar
Bismillahirrahmanirrahim... Inilah bagian yang paling tidak mengenakan saat kita kerja, yakni saat-saat kita mengajukan surat pengunduran diri atau lebih populer dengan istilah resign . sumber gambar : google image Ketika perusahaan membutuhkan engkau sebagai karyawan di sana, bahkan untuk jangka waktu yang lama. Mereka tak mengharapkan engkau melayangkan surat itu. Di saat yang sama, masih banyak perusahaan yang mengharapkan sebaliknya, berharapa karyawan itu " resign secara otomatis" dengan mempekerjakan mereka sebagai karyawan kontrak. Maka sudah sepatutnya disyukuri mendapatkan perusahaan yang seperti itu meski tak dapat dipungkiri, dalam beberapa hal mereka terdapat beberapa kekurangan. Rata-rata perusahaan membutuhkan para pemikir (baca:sarjana) atau paling tidak orang yang trampil skillfull dalam menjalankan roda usaha perusahaan. Mereka tak ingin membuang waktu untuk mengurusi gonta-ganti karyawan, maka dari itu mereka berharap mendapatkan karyawan yang

Antara Tuntutan Upah dengan Gaya Hidup Buruh

Gambar
Bismillahirrahmanirrahim Masih hangat dibenak saya beberapa hari yang lalu saat para pendemo itu melakukan sweeping ke perusahaan-perusahaan di kawasan industri Lippo Cikarang. Mereka mengajak para buruh yang 'taat' untuk ikut serta dalam barisan mereka untuk menuntut kenaikan Upah minimum regional (UMR). Mereka -buruh yang berdemo itu- tak terima jika mereka 'berjuang' sendirian namun masih saja ada buruh-buruh lain yang duduk manis menunggu hasilnya. Ilustrasi : Kawasan Industri Hyundai (dok pribadi) Aksi anarkis buruh itu pernah disampaikan oleh senior saya, Bu Astuti, yang telah lama bekerja di kawasan industri tersebut. Ia berujar bahwa pernah suatu ketika kantornya dimasuki buruh tersebut dan mereka dipaksa untuk keluar, tidak ada yang kerja. Jika buruh-buruh yang patuh itu masih membandel, maka aksi anarkis pun tak dapat dihindari. Mereka dengan sewenang-wenang mereka akan melakukan segala hal untuk membuat aktivitas kerja terhenti. Hingga akhirnya bany