Kemuning Senja di Beranda Mekah


“Tobat itu tak hanya membuat Pram menjadi semakin mencintai istrinya, namun juga menumbuhkan semangat baru untuk melakukan perbaikan diri. Diawali dengan memperbaiki kualitas shalatnya. Ia mulai belajar tentang tata cara shalat yang benar, di bawah bimbingan istrinya, Rafiqah. Sebisa mungkin, Rafiqah mengajari suaminya, meski ia sendiri merasa belum pantas mengajar.

Lalu Pram mulai banyak bertanya tentang makna tauhid. Arti dan konsekuensi sesungguhnya dari dua kalimat syahadat. Rafiqah membacakan kepada suaminya kitab Al-Ushulul Ats-Tsalaatsah dan Kasyfusy Syubuhaat. Kitab pertama, sebuah buku kecil yang membahas tentang tiga pondasi dasar keislaman. Yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salam, dan mengenal Islam dengan dalil-dalilnya.”


Buku ini menceritakan sebuah kisah yang didasarkan dari cerita nyata (based true story). Seorang putri dari keluarga kaya yang mendapatkan hidayah kan Islam yang lurus telah menjadi tokoh utama dalam cerita ini.  Rafiqah – Nama putri tersebut – harus berjuang menegakan prinsipnya ditengah keluarganya yang cenderung pada dunia. Keluarga Rafiqah sendiri bukanlah keluarga yang anti agama, Sholat lima waktu masih sering mereka tegakan. Namun, Bergelimangnya harta dan usaha bisnisnya membuat urusan agama mereka terabaikan.

Enam bulan sebelum kelulusan SMA, Rafiqah memutuskan untuk berjilbab sempurna. Di tengah keluarganya yang kaya raya, keputusan itu dianggap nyleneh. Banyak para bisniswati juga berjilbab ala kadarnya tapi keputusan Rafiqah yang secara tegas mulai memakai jilbab lebar, dengan pakaian jubah yang panjang dan menutup seluruh tubuhnya – kecuali wajah dan telapak tangan saja-, khas wanita alim adalah sesuatu yang tak lazim dalam kebiasaan keluarga besarnya.

Khawatir prinsip nyleneh ini semakin menjadi-jadi, Ayah Rafiqah berusaha menjodohkan putrinya dengan calon pilihannya yang juga rekan bisnisnya. Pak Broto khawatir apabila putrinya kelak menikah dengan pria pilihannya yang menurut perkiraannya, berjenggot dan bercelana gantung. Maka sebelum kekhawatiran itu terjadi, Pak Broto berusaha menikahkan Putrinya dengan Pramono Agung Setia. Seorang Esekutif muda, cerdas, dan pemuda beruntung pilihan Pak Broto yang akan menikah dengan wanita alim.

Alur cerita kisah ini cukup menawan, penuh dengan lika-liku meski –menurut saya- masih lebih bagus alur cerita ‘Sandiwara Langit’ pendahulu buku ini yang ditulis oleh penulis yang sama. Ketundukan dan kepasrahan pada kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi poin penting yang dapat diambil pelajaran dalam cerita ini. Dimana Rafiqah tetap ta’at dan tulus menunaikan kewajibannya sebagai Istri walaupun Ia tidak berhasil menikah dengan pria idamannya. 

Qodralullah, ketaqwaan dan kesabaran Rafiqah pun membuahkan hasil, meski mereka hanya dapat menikmati buah tersebut dalam waktu yang singkat. Tak berapa lama setelah perubahan yang terjadi pada diri suami Rafiqah layaknya pemuda angkuh yang berganti kulit menjadi pribadi yang sholeh, Sang suami menemui takdirnya menghadap Rabbnya. Rafiqah pun harus menjanda di usia yang masih muda.

Awalnya alur cerita ini begitu rumit dan sulit ditebak, namun ternyata begitu sederhana tatkala tokoh utama dalam kisah ini menjalani hidupnya dengan kesabaran dan kepasrahan. Kemudahan demi kemudahan didapatkannya setelah episode-episode kesulitan dilalui dengan kesabaran. Seperti misalnya saat Rafiqah harus rela melepaskan cintanya kepada teman ngajinya ia cintai semenjak muda demi menuruti kemauan Ayahnya, dia justru mendapatkan lembaran hidup yang lebih berwarna atau saat Rafiqah mendapat ujian musibah tsunami di Aceh beberapa tahun silam, hal itu justru mengundang orang tuanya -yang telah berubah semenjak ditinggalkan Rafiqah- bertandang ke kampungnya.

Terdapat kesejukan dalam akhir cerita ini. Orang Sholeh mana yang tak bermimpi dapat berkumpul bersama keluarganya dalam manisnya iman ?!, Dan nikmat itu lah yang didapatkan oleh Rafiqah bersama keluarganya. Rafiqah, dan Suaminya Aziz, beserta kedua orang tuanya yang akhirnya dapat memaklumi prinsip Rafiqah. Mereka berkunjung ke rumah Rafiqah pasca bencana Tsunami di Aceh berapa waktu silam dan langit sore pun dihiasi laiknya kemuning senja di beranda Mekah.

Tak ada rencana yang lebih indah daripada rencanaNya.
Judul                    : Kemuning Senja di Beranda Mekah
Penulis                 : Abu Umar Basyier
Penerbit              : Shofa Media Publika, 2010
Halaman              : xii + 210 hlm

Postingan populer dari blog ini

Menggambar Teknik Mesin : Gambar Potongan Dasar

Teknik trim pada sampungan pipa dengan socket fitting

Hukum Hooke, Modulus Elastisitas, & Poison Ratio