Masih ada yang lebih memperihatinkan.

sumber gambar di sini
Setelah kesekian kalinya ku menjalani jobtest, namun masih belum mengantarkan ku tuk dapat bekerja. Sempet putus asa mengingat segala usaha yang telah ku lakukan namun belum membuahkan hasil. Berjalan ke dari satu kota ke kota lain, dari satu perusahaan ke perusahaan lain, mulai dari perusahaan otomotif, elektronik, perkebunan, petambangan, manufaktur sudah pernah saya coba.

Namun.... hari itu, ku mendapat sebuah pelajaran, dari cerita tentang seorang bapak yang mengikuti tes bersama saya.

Pagi itu, saya datang terlambat untuk menjalani sebuah tes di perusahaan asing ternama - Farber Castell. Ada lima orang yang menjalani tes tulis tersebut, termasuk saya. Namun, yang membuat saya terkejut ada peserta cukup berumur - sekitar empat puluh tahun - berada di antara peserta lainnya yang tergolong muda - seumuran saya.

Lima peserta yang hadir menjalani tes sesuai posisi yang mereka lamar. Saya bersama seorang lagi, mengikuti tes untuk posisi engineering staff, Bapak itu dan seorang lagi mengikuti tes untuk posisi maintenance, dan seorang lagi untuk posisi Head of Finishing Unit.

Setelah tes berlangsung, saya pun pulang keluar ruangan. Kebetulan saya selesai mengerjakan tes bersamaan dengan bapak tersebut. Saya pun memulai pembicaraan sembari berjalan keluar menuju jalan raya bersama bapak itu.

"Sebelumnya sudah kerja dimana pak?"

"Di Sanyo, tapi perusahaannya tutup."

Ooo, ternyata perusahaan yang terkenal itu bisa tutup juga, ku pun melanjutkan pembicaraan..

"Tapi dapat pesangon kan pak?"

"Iya dapat, gaji 5 tahun kerja. Sekitar 100 juta"

"Lumayan tuh pak, Mengapa tidak membuka usaha saja?"

"Sudah, tapi kena tipu, uang itu bapak investasikan di sebuah koperasi, tapi malah dibawa kabur"

Astagfirullah, batin ku, "Sudah di lapor polisi pak?"

"Sudah, yang kena tipu juga banyak yang lapor" (sekitar ribuan jika ku tak salah dengar)
"tapi ya emang sudah nasibnya begini"

Bapak tersebut melanjutkan jalannya, kali ini dia mengambil sebatang rokok. Melanjutkan perjalanan keluar menuju jalan raya, sembari menghisap-hisap rokoknya. Bapak tersebut sudah 17 tahun bekerja di Sanyo dan untuk masa pengabdian yang begitu lamanya mendapatkan pesangon yang sebanding. Namun sayang, takdir berkata lain. Dan sekarang pun, beliau mulai mencari penghidupan baru di waktunya yang mulai memasuki usia senja.

Mungkin, pelajaran juga buat kita yang suka memilih-milih pekerjaan dengan pertimbangan gaji dan sebagainya. Bersyukurlah, jika engkau diberi penghidupan di tempat di mana engkau bisa menafkahkan keluarga mu hingga engkau tutup usia. Semoga Allah memberikan ketabahan tuk beliau.

Postingan populer dari blog ini

Menggambar Teknik Mesin : Gambar Potongan Dasar

Teknik trim pada sampungan pipa dengan socket fitting

Hukum Hooke, Modulus Elastisitas, & Poison Ratio