"Sufi" Entrepreneurship

Sufi Entrepreneurship : Get Something Without Loosing, seminar yang diadakan di guest house, Universitas Brawijaya Malang, pada hari minggu tanggal 13 juni 2010 yang diselenggarakan oleh WEALTH Institute berisi tentang bagaimana seorang muslim mendapatkan kekayaan, yang intinya kekayaan dapat diperoleh dengan bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmat-Nya.

“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
QS Ibraahiim : 7
Sufi Dance

Sufi, ada banyak pendapat yang menafsirkan tentang sufi. Pada umumnya orang berpandangan negatif terhadap sufi, beranggapan sufi adalah seorang yang pakaian dan hidupnya kekurangan, tidak punya visi dan mimpi, zuhud yang hidup serba keterbatasan dan melepaskan dari segala perihal dunia, padahal itu semua belum tentu benar.

Sedangkan dari seminar yang diisi oleh Pak Nuril, seorang psikolog dan pengusaha ini, mengambil pendapat, sufi merupakan asal kata dari “Shuuf” (صوف) yang berarti wol. Wol adalah sejenis kain tebal yang sangat berharga. Karena wol adalah sejenis kain yang berharga dan cukup mahal maka sufi bukan lah seorang yang hidup dalam serba keterbatasan. Diceritakan juga 9 dari 10 sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga adalah pedagang – pedagang besar. Pendapat lain sufi berasal dari kata “safa” (صف) yang merupakan akar kata tasawuf, ilmu yang membahas masalah pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalui penyucian rohnya.
Lantas, bagaimana para sufi mendapatkan kekayaayaan dan kesuksesesan dalam perniagaan? Apakah rahasia mereka? Ternyata jawabannya sangat sederhana, intinya mereka selalu bersyukur dalam kondisi apapun dan selalu berusaha hanya untuk mencari ke-ridho-an Allah SWT.

To live gratitude is to touch Heaven.
(Hidup di dalam Rasa Syukur berarti Menikmati Kehidupan Surga)
Johannes A. Gartner

Dari penemuan – penemuan Fisika Quantum mengatakan bahwa Perasaan yang konsisten akan menciptakan medan energi yang menyelubungi seluruh tubuh, disebut TABUNG TAURUS, yang menarik semua beresonansi dengannya. Medan Energi ini memancarkan 1,5 – 2,5 meter dari tubuh. Ini lah mengapa jika kita berada di dekat orang saleh, kita merasa sejuk. Bahkan hanya dengan memandang orang tersebut.
Dalam bekerja, biasanya kita sering mendengar istilah “usaha kemudian bertawakal” atau sejenisnya. Yang pada intinya kita berusaha dulu semaksimal kemudian hasilnya kita serahkan kepada Allah (tawakal) berdo’a memohon kepada-Nya. Namun ternyata cara ini masih kurang tepat. Seyogyanya kita bertawakal setiap saat. Sebelum, Saat, dan Setelah melakukan usaha. Analoginya sama ketika kita makan, kan tidak mungkin kita makan dulu baru berdo’a?. sebelum dan setelah kita makan kita berdo’a, dan saat kita makan pun seharusnya tetap mengingat kepada-Nya.
“… Kesungguhan mengejar apa yang sudah dijamin untukmu, dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu, adalah bukti dari ‘rabunnya mata hatimu’. Karena itu istirahatkan pikiranmu dari mengatur urusanmu, karena segala yang telah diurus oleh selainmu (Allah SWT.), tak perlu engkau turut mengurusnya.”
Ibn Athaillah, Al Hikam
Banyak orang yang tersandung dalam perangkap pikirannya sendiri dengan berprasangka buruk, pesimis, atau berfikir negatif. Hal-hal tersebut dapat menjadi do’a, karena do’a termasuk kata benda yang menurut kamus artinya adalah permohonan kepada Allah SWT., dan kata benda mempunyai unsur-unsur penyusunnya yang juga merupakan kata benda.
Konsep diri meliputi apa yang Anda pikirkan dan apa yang Anda rasakan tentang Diri Anda
William D Brooks & Anita Taylor

Seperti jalan yang merupakan kata benda yang mempunyai unsur-unsur penyusun seperti aspal, batu-batu, semen. Ketika unsur-unsur itu dipadukan maka jadilah suatu jalan yang dapat melakukan fungsinya. Lantas apakah unsur-unsur penyusun Do’a itu?. Menurut seminar tersebut, ternyata unsur penyusun Do’a ada 2 (dua) yakni Pikiran dan Perasaan. Oleh sebab itu, pikiran negatif, perasaan pesimis, bahkan ucapan buruk (sebagai refleksi dari pikiran dan perasaan negatif) dapat melahirkan suatu kenyataan. Karena secara tidak langsung, ia sudah berdo’a.

setiap hari manusia dapat berbicara pada dirinya sendiri (self talk) sebanyak 55.000 – 60.000 kali. Sayangnya sebagian besar kalimatnya (77%) bersifat negatif dan melamahkan diri sendiri”
Deepak Chorpa

Beberapa pesan terakhir dalam seminar ini. Kembalilah ke fitrah kita sebagai manusia yang dilahirkan yang belum memiliki pikiran apapun. Dan mengutip kata dari Confucius “Carilah pekerjaan yang kamu tidak bekerja”. ini berarti pekerjaan yang kita merasa enjoy melakukannnya dan kita menyenangi pekerjaan tersebut sehingga seolah-olah kita sedang tidak bekerja tetapi melakukan kesenagan, menurut saya mirip seperti hobi. Carilah hal tersebut dengan suara hati (inner Voice)

“… (Ya Rasulullah) apakah gunanya amal orang-orang yang beramal?” Beliau menjawab, “Tiap-tiap diri bekerja sesuai dengan untuk apa dia diciptakan, atau menurut apa yang dimudahkan kepadanya”
H.R Bukhari no.1777

Barangsiapa yang mengenal dirinya maka Ia akan mengenal Tuhannya. Inti dari semua masalah adanya dalam hatimu. Setiap kali kita berpikir bahwa masalah ada di luar dari diri kita, pikiran itulah yang sebenarnya menjadi masalahnya.
Stephen Covey

Postingan populer dari blog ini

Menggambar Teknik Mesin : Gambar Potongan Dasar

Teknik trim pada sampungan pipa dengan socket fitting

Hukum Hooke, Modulus Elastisitas, & Poison Ratio